ABSTRAK
Didalam mempelajari tentang petrologi diutamakan dapat lebih memahami batuan, baik batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf. Banyak sekali contoh batuan dari ketiga jenis batuan tersebut. Salah satu contoh tersebut ádalah batu garam yang termasuk kedalam jenis batuan sedimen non klastik.
Batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite, gypsum , dan juga sylvite.
Terbentuknya batu garam ini umumnya akibat dari penguapan air yang mengandung garam seperti air laut yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan Cl- (Cloride). Batu garam ini umumnya terbentuk di daerah danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang relative tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah arid, daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon dan lain-lain.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Petrologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajar batuan pembentuk kulit bum, yang mencakup mengena cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan tersebut dan hubungannya dengan proses-proses dan sejarah geologinya.
Setelah mengenali beberapa jenis batuan yang ada di bumi, ada salah satu jenis batu yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Ini karena batu tersebut sangat membantu menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk-teluk dan daerah-daerah Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga sylvite (KCl).
Terbentuknya batu garam ini umumnya akibat dari penguapan air yang mengandung garam seperti air laut yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan Cl-(Cloride). Batu garam ini umumnya terbentuk di daerah danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang relative tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah arid, daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon dan lain-lain.
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan sedimen non klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Batu garam termasuk ke dalam golongan evaporit dimana batuan ini terbentuk dilingkungan laut yang tertutup, dan untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memilki larutan kimia yang cukup pekat.
Peran Batu Garam di dunia pertambangan
Batu garam sangat membantu menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk Meksiko dan daerah-daerah Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga sylvite (KCl).
Siklus Garam
Pada jaman dulu dalam skala waktu geologi, sejumlah air yang sangat besar seperti misalnya Laut Mediterania atau laut yang mampu memasuki cekungan Michigan di Era Paleozoic (600-230 juta tahun yang lalu) menguap dan menghasilkan sedimen batu garam yang sangat tebal dan luas. Beberapa teori menjelaskan terbentuknya batu garam yang ada di cekungan Michigan. Salah satunya adalah siklus garam (gambar 2.2) dimana banyak dipengaruhi oleh proses penguapan dan pengendapan garam akibat hilangnya sejumlah air laut yang tidak dapat menahan ion-ion garam yang ada dalam larutan seperti yang dijelaskan sebagai berikut, Pada jaman Kambrium dan Ordovician (600-500 juta tahun yang lalu) cekungan Michigan mulai terbentuk Pada jaman Silur (425 juta tahun yang lalu), batu gamping (limestone) mulai diendapkan di cekungan Michigan. Dengan bertambah besarnya kecepatan penurunan cekungan di Michigan pada jaman ini, sejumlah terumbu karang (coral reef) terbentuk dan terumbu-terumbu tersebut menjadi semacam penghalang (barrier) sehingga membatasi aliran air laut. Dengan dibantu oleh kondisi iklim daerha tersebut yang arid, maka sinar matahari dan temperatur yang cukup panas menyebabkan air yang ada di cekungan Michigan menguap . Karena semakin banyaknya air yang menguap, maka air yang tersisa tidak dapat menahan garam yang ada di larutan sehingga garam-garam tersebut mulai diendapkan dan jatuh ke dasar laut. Oleh karena air laut yang mampu masuk ke cekungan Michigan semakin banyak maka siklus di atas terulang kembali dan terjadi lagi seterusnya sehingga garam yang diendapkan semakin tebal.
Pembentukan Kubah Garam
Kubah garam (salt dome) terbentuk karena lapisan garam yang sangat tebal yang terbentuk dari mineral halite, menerobos batuan yang ada di atasnya sehingga membentuk seperti kubah. Dalam skala waktu geologi (jutaan tahun yang lalu), batu garam yang terbentuk akan tertutupi oleh sedimen di atasnya dan terkubur dalam bumi. Oleh karena berat jenis garam yang relatif lebih kecil (2.16 gr/cc) dibandingkan material di sekelilingnya termasuk sedimen di atasnya (biasanya lebih besar dari 2.4 gr/cc) maka mineral garam tersebut mempunyai kecenderungan untuk menerobos batuan di atasnya. Contoh dari kubah garam ini adalah Avery Island di Lousiana dan Pegunungan Zagros.
Pada saat mineral-mineral garam tersebut mencoba menerobos batuan di atasnya, batuan-batuan di atasnya akan sedikit terlipat dan akan membentuk jebakan dimana minyak bumi dan gas akan berakumulasi. Bahkan tidak jarang pula mineral garam tersebut mampu menerobos sampai ke permukaan atau menerobos lantai samudera jika mineral garam tersebut ditemukan di lautan (offshore). Pada saat bagian atas dari garam tersebut kontak dengan air laut maka garam tersebut mulai melarut dan kadang-kadang meninggalkan bentuk depresi atau runtuhan di sekelilingnya dan kadang pula rekahan tersebut menyebar dari pusat. Rekahan tersebut kemudian berkembang menjadi patahan dan akhirnya patahan tersebut bisa menjadi jalan untuk fluid berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Fenomena seperti ini banyak dijumpai di Teluk Meksiko dan Timur Tengah dimana pembentukan salt dome ini sangat menguntungkan untuk minyak bumi dan gas dapat berakumulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar